loading...

Monday, July 19, 2010

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tuber Kulosis Paru (TB PARU)

A. Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
* Kelelahan umum dan kelemahan.
* Nafas pendek karena bekerja.
* Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
* Mimpi buruk.

Tanda :
* Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
* Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut). 2. Integritas Ego.
Gejala :
* Adanya faktor stres lama.
* Masalah keuanagan, rumah.
* Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
* Populasi budaya.

Tanda :
* Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
* Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3. Makanan / cairan.
Gejala :
* Anorexia.
* Tidak dapat mencerna makanan.
* Penurunan BB.

Tanda :
* Turgor kulit buruk.
* Kehilangan lemak subkutan pada otot.

4. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
* Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Tanda :
* Berhati-hati pada area yang sakit.
* Perilaku distraksi, gelisah.

5. Pernafasan.
Gejala :
* Batuk produktif atau tidak produktif.
* Nafas pendek.
* Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.

Tanda :
* Peningkatan frekuensi nafas.
* Pengembangan pernafasan tak simetris.
* Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
* Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
* Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
* Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).

6. Keamanan.
Gejala :
* Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)

Tanda :
* Demam rendah atau sakit panas akut.

7. Interaksi sosial.
Gejala :
* Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
* Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.

8. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
* Riwayat keluarga TB.
* Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
* Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
* Tidak berpartisipasi dalam therapy.


B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.


C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :

* Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
* Mendemontrasikan batuk efektif.
* Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Intervensi :

* Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
* Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
* Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
* Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
* Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
* Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
* Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :

* Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
* Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
* Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Intervensi :

* Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
* Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
* Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges. E. Marylin. 1992.Nursing Care Plan. EGC. Jakarta.
Pearce. C. Evelyn. 1990.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Arsip Blog