A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
* Kelelahan umum dan kelemahan.
* Nafas pendek karena bekerja.
* Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
* Mimpi buruk.
Tanda :
* Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
* Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut). 2. Integritas Ego.
Gejala :
* Adanya faktor stres lama.
* Masalah keuanagan, rumah.
* Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
* Populasi budaya.
Tanda :
* Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
* Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.
3. Makanan / cairan.
Gejala :
* Anorexia.
* Tidak dapat mencerna makanan.
* Penurunan BB.
Tanda :
* Turgor kulit buruk.
* Kehilangan lemak subkutan pada otot.
4. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
* Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
* Berhati-hati pada area yang sakit.
* Perilaku distraksi, gelisah.
5. Pernafasan.
Gejala :
* Batuk produktif atau tidak produktif.
* Nafas pendek.
* Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda :
* Peningkatan frekuensi nafas.
* Pengembangan pernafasan tak simetris.
* Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
* Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
* Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
* Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
6. Keamanan.
Gejala :
* Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
* Demam rendah atau sakit panas akut.
7. Interaksi sosial.
Gejala :
* Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
* Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
8. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
* Riwayat keluarga TB.
* Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
* Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
* Tidak berpartisipasi dalam therapy.
B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
* Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
* Mendemontrasikan batuk efektif.
* Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
* Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
* Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
* Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
* Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
* Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
* Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
* Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
* Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
* Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
* Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
* Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
* Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
* Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
* Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
* Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. E. Marylin. 1992.Nursing Care Plan. EGC. Jakarta.
Pearce. C. Evelyn. 1990.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta.
loading...
Monday, July 19, 2010
Home »
Keperawatan
» Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tuber Kulosis Paru (TB PARU)
0 comments:
Post a Comment