loading...

Saturday, May 21, 2011

Askep : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).

Dalam hal ini dibedakan menjadi :

Prematuritas murni
Yaitu bayipada kehamilan <>berat badan sesuai.

Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Etiologi

Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :

Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok

Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini

Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim

Faktor yang masih belum diketahui


Komplikasi

Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal


Penatalaksanaan

Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.


Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.



Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 :
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Tujuan :
Pola nafas yang efektif

Kriteria Hasil :

Kebutuhan oksigen menurun
Nafas spontan, adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada retraksi

Intervensi

Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan



Diagnosa Keperawatan 2 :
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Tujuan :
Pertukaran gas adekuat

Kriteria :

Tidak sianosis.
Analisa gas darah normal
Saturasi oksigen normal.

Intervensi :

Lakukan isap lendir kalau perlu
Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
Observasi warna kulit
Ukur saturasi oksigen
Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan



Diagnosa Keperawatan 3 :
Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan :
Hidrasi baik

Kriteria:

Turgor kulit elastik
Tidak ada edema
Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Elektrolit darah dalam batas normal

Intervensi :

Observasi turgor kulit.
Catat intake dan output
Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.



Diagnosa Keperawatan 4 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat

Tujuan :
Nutrisi adekuat

Kriteria :

Berat badan naik 10-30 gram / hari
Tidak ada edema
Protein dan albumin darah dalam batas normal

Intervensi :

Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
Observasi dan catat toleransi minum
Timbang berat badan setiap hari
Catat intake dan output
Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Arsip Blog